Duniainformasikesehatan.com - Pria dengan kadar stres tinggi lebih tertarik pada wanita berbadan besar. Mereka lebih tertarik pada model berukuran plus seperti Ashley Graham dibandingkan wanita kurus seperti Rosie Huntington-Whiteley.
Para ahli mempercayai ini, karena wanita kurus cenderung lebih rapuh dan menunjukkan ketidakmampuan untuk bereproduksi. Riset baru ini merupakan yang pertama membuktikan stres dapat mengubah persepsi kita tentang siapa yang lebih menarik hanya dalam hitungan hari.
Studi ini dilaksanakan oleh University of St Andrews, Skotlandia. Mereka menemukan preferensi terhadap wanita berubah bergantung lingkungan yang dialami.
Peserta penelitian yang berusia pertengahan 20-an ditunjukkan wajah lima wanita dan diminta pendapatnya mana yang paling menarik. Wajah-wajah dari komputer ini bervariasi dalam berat badan. Setiap peserta diminta menilai wajah dalam tiga waktu berbeda dalam interval sekitar tiga hari di antara setiap sesi.
Pria yang mengalami sepuluh hari training intensif dalam kamp tentara menemukan wanita kuat dan lebih maskulin yang paling menarik. Mereka juga melaporkan kadar stres lebih tinggi, ketegangan fisik, tekanan mental, nyeri dan berada jauh dari zona nyaman.
Mereka yang tidak stres memilih wanita lebih kurus. Selera ini tidak berubah selama periode yang sama.
Pemimpin penelitian Dr. Carlota Batres dari University St Andrews mengatakan,"Perubahan preferensi seperti itu mungkin bermanfaat, karena mereka diberi kesempatan lebih banyak untuk membentuk kemitraan dengan mereka yang lebih siap bertahan melawan penyakit atau ketersediaan makanan yang tak menentu."
"Ini akan sangat berharga bahwa kita mengubah jenis orang yang kita sukai di kala stres dan kita mengidentifikasi fenomena itu hanya dalam tiga hari adalah sangat menarik," katanya.
"Lingkungan yang berat sangatlah ringan dibandingkan dengan seseorang yang tiba-tiba mengalami kemiskinan parah, misalnya, ketika kita mengharapkan perubahan jadi lebih dramatis. Ini membuktikan siapa yang kita anggap menarik amat sensitif terhadap lingkungan di sekitar kita," katanya.
Penemuan penelitian ini diterbitkan di Journal Ethology. Penelitian ini mendukung teori evolusi bahwa fisik wanita kurus menandakan adanya penyakit.
Prof.David Perrett yang juga terlibat dalam penelitian mengatakan,"Studi-studi sebelumnya menemukan bahwa populasi yang hidup di daerah sulit cenderung memilih wanita yang lebih berbobot."
"Tetapi belum ada bukti perubahan lingkungan mengubah preferensi seseorang pula. Tampaknya ketika kita kesulitan, wanita yang terlihat tangguh jadi lebih menarik."
Sumber : Daily Mail
Para ahli mempercayai ini, karena wanita kurus cenderung lebih rapuh dan menunjukkan ketidakmampuan untuk bereproduksi. Riset baru ini merupakan yang pertama membuktikan stres dapat mengubah persepsi kita tentang siapa yang lebih menarik hanya dalam hitungan hari.
Studi ini dilaksanakan oleh University of St Andrews, Skotlandia. Mereka menemukan preferensi terhadap wanita berubah bergantung lingkungan yang dialami.
Peserta penelitian yang berusia pertengahan 20-an ditunjukkan wajah lima wanita dan diminta pendapatnya mana yang paling menarik. Wajah-wajah dari komputer ini bervariasi dalam berat badan. Setiap peserta diminta menilai wajah dalam tiga waktu berbeda dalam interval sekitar tiga hari di antara setiap sesi.
Pria yang mengalami sepuluh hari training intensif dalam kamp tentara menemukan wanita kuat dan lebih maskulin yang paling menarik. Mereka juga melaporkan kadar stres lebih tinggi, ketegangan fisik, tekanan mental, nyeri dan berada jauh dari zona nyaman.
Mereka yang tidak stres memilih wanita lebih kurus. Selera ini tidak berubah selama periode yang sama.
Pemimpin penelitian Dr. Carlota Batres dari University St Andrews mengatakan,"Perubahan preferensi seperti itu mungkin bermanfaat, karena mereka diberi kesempatan lebih banyak untuk membentuk kemitraan dengan mereka yang lebih siap bertahan melawan penyakit atau ketersediaan makanan yang tak menentu."
"Ini akan sangat berharga bahwa kita mengubah jenis orang yang kita sukai di kala stres dan kita mengidentifikasi fenomena itu hanya dalam tiga hari adalah sangat menarik," katanya.
"Lingkungan yang berat sangatlah ringan dibandingkan dengan seseorang yang tiba-tiba mengalami kemiskinan parah, misalnya, ketika kita mengharapkan perubahan jadi lebih dramatis. Ini membuktikan siapa yang kita anggap menarik amat sensitif terhadap lingkungan di sekitar kita," katanya.
Penemuan penelitian ini diterbitkan di Journal Ethology. Penelitian ini mendukung teori evolusi bahwa fisik wanita kurus menandakan adanya penyakit.
Prof.David Perrett yang juga terlibat dalam penelitian mengatakan,"Studi-studi sebelumnya menemukan bahwa populasi yang hidup di daerah sulit cenderung memilih wanita yang lebih berbobot."
"Tetapi belum ada bukti perubahan lingkungan mengubah preferensi seseorang pula. Tampaknya ketika kita kesulitan, wanita yang terlihat tangguh jadi lebih menarik."
Sumber : Daily Mail