Stroke menjadi sebuah penyakit yang menakutkan bagi semua orang. Tersumbatnya pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otak menjadikan seseorang mengalami stroke, atau lebih tepatnya stroke iskemik. Sedangkan stroke hemoragik disebabkan karena pecahnya pembuluh darah hingga mengakibatkan hancurnya sel-sel sarat di otak.
Beberapa penyebab stroke adalah seperti karena merokok, alkohol, kadar kolesterol yang tinggi, diet yang tidak tepat, serta adanya faktor keturunan.Terjadinya perubahan terhadap gaya hidup yang ada saat ini, juga mempengaruhi resiko mengalami stroke. Untuk itu anda perlu mengetahui 2 fakta yang dikatakan dapat menyebabkan resiko stroke meningkat dibawah ini :
Tuntutan pekerjaan yang menjadikan karyawan harus bekerja lebih lama menjadi ini sebuah kebiasaan. Bekerja dalam waktu yang lebih lama, dari pagi hingga malam hari, apalagi hingga menggunakan akhir pekan sebagai waktu untuk bekerja. Kebiasaan tersebut seperti menjadi budaya bagi mereka yang tinggal di kota. Mengabaikan tanda-tanda yang dialami oleh tubuh, melupakan pola makan secara teratur, serta mengkonsumsi makanan atau minuman yang bersifat instant.
Perlu anda ketahui, bahwa terdapat fakta yang terjadi mengapa orang yang bekerja lebih lama dapat meningkatkan resiko stroke pada mereka. Hal ini dikarenakan orang yang bekerja pada waktu yang lebih lama seringkali memaksakan diri untuk tetap berada pada tempat kerjanya, sehingga melupakan hal-hal yang seharusnya menjadi hak bagi tubuhnya. Seperti makan, minum, serta istirahat yang cukup. Kematian mendadak juga dapat terjadi bagi pekerja yang bekerja lebih lama karena faktor stres.
Bagi anda yang sedang menjalankan program diet, untuk menekan resiko terjadinya stroke dapat mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan berserat tinggi. Biji-bijian, sayuran, buah-buahan serta kacang-kacangan.
Diet kaya serat yang di klaim oleh para ilmuwan di Universitas Leeds mengungkapkan bahwa, setiap kenaikan 7 gram serat harian, maka resiko stroke menurun menjadi 7 persen. Diane Threapleton yang memimpin penelitian ini mengatakan bahwa, “Asupan yang besar terhadap makanan yang kaya akan serat, seperti bijian, buahan, sayuran, serta kacang-kacangan, sangat penting bagi semua orang. Terutama bagi mereka yang memiliki resiko stroke tinggi, seperti perokok, kelebihan berat badan, serta yang memiliki tekanan darah tinggi”.
Nah kedua fakta di atas seperti menjadi sebuah kebiasaan yang umumnya terjadi. Bekerja dalam waktu yang lebih lama, dan juga pola diet yang salah. Dari beberapa hal di atas semoga bisa dijadikan acuan bagi anda yang mungkin melupakan atau memiliki kesalahan dalam pandangan terhadap stroke.
Ilustrasi bekerja dalam waktu lama dapat menyebabkan resiko stroke meningkat |
Bekerja dalam waktu lama
Para ilmuwan di University College London menemukan bukti bahwa mereka yang bekerja lebih dari 55 jam setiap minggunya, maka akan memiliki 33 persen peningkatan terhadap resiko stroke bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja hanya 35 s/d 40 jam per minggu. Kemudian fakta lainnya adalah mereka juga memiliki peningkatan resiko penyakit jantung koroner sebanyak 13 persen. Mereka menganalisis data dari 17 studi yang melibatkan laki-laki dan perempuan sebanyak 530.000 yang terus ditindaklanjuti selama 7,2 tahun. Selain itu aktivitas fisik terhadap konsumsi alkohol berat dapat meningkatkan semua jenis resiko stroke.Tuntutan pekerjaan yang menjadikan karyawan harus bekerja lebih lama menjadi ini sebuah kebiasaan. Bekerja dalam waktu yang lebih lama, dari pagi hingga malam hari, apalagi hingga menggunakan akhir pekan sebagai waktu untuk bekerja. Kebiasaan tersebut seperti menjadi budaya bagi mereka yang tinggal di kota. Mengabaikan tanda-tanda yang dialami oleh tubuh, melupakan pola makan secara teratur, serta mengkonsumsi makanan atau minuman yang bersifat instant.
Perlu anda ketahui, bahwa terdapat fakta yang terjadi mengapa orang yang bekerja lebih lama dapat meningkatkan resiko stroke pada mereka. Hal ini dikarenakan orang yang bekerja pada waktu yang lebih lama seringkali memaksakan diri untuk tetap berada pada tempat kerjanya, sehingga melupakan hal-hal yang seharusnya menjadi hak bagi tubuhnya. Seperti makan, minum, serta istirahat yang cukup. Kematian mendadak juga dapat terjadi bagi pekerja yang bekerja lebih lama karena faktor stres.
Pola Diet Yang salah
Untuk mendapatkan bentuk tubuh yang proporsional, banyak orang yang melakukan diet berdasarkan karbohidrat atau protein yang terkandung dalam sebuah makanan. Tidak sesuainya asupan dengan aktivitas yang dilakukan justru akan mengakibatkan meningkatnya resiko stroke. Apalagi jika seseorang terlalu memaksakan diri demi keberhasilan program diet mereka. Melakukan pengurangan porsi makan, hanya mengkonsumsi sayuran, atau hingga melupakan makanan yang kaya akan gizi yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. Baca juga : 7 Tips Diet Sehat Dengan Cara AlamiBagi anda yang sedang menjalankan program diet, untuk menekan resiko terjadinya stroke dapat mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan berserat tinggi. Biji-bijian, sayuran, buah-buahan serta kacang-kacangan.
Diet kaya serat yang di klaim oleh para ilmuwan di Universitas Leeds mengungkapkan bahwa, setiap kenaikan 7 gram serat harian, maka resiko stroke menurun menjadi 7 persen. Diane Threapleton yang memimpin penelitian ini mengatakan bahwa, “Asupan yang besar terhadap makanan yang kaya akan serat, seperti bijian, buahan, sayuran, serta kacang-kacangan, sangat penting bagi semua orang. Terutama bagi mereka yang memiliki resiko stroke tinggi, seperti perokok, kelebihan berat badan, serta yang memiliki tekanan darah tinggi”.
Nah kedua fakta di atas seperti menjadi sebuah kebiasaan yang umumnya terjadi. Bekerja dalam waktu yang lebih lama, dan juga pola diet yang salah. Dari beberapa hal di atas semoga bisa dijadikan acuan bagi anda yang mungkin melupakan atau memiliki kesalahan dalam pandangan terhadap stroke.